Pernahkah anda mendengar seseorang mengeluh tentang masalah yang dialaminya ? tentu anda pernah mendengarnya atau bahkan pernah mengalaminya. Lalu mengapa sebagian orang justru sukses setelah sebelumnya mengalami kegagalan hingga reputasinya hancur ? inilah karakter unik yang dimiliki oleh orang tersebut dalam menghadapi masalah. Kebanyakan orang menjadikan peluang sebagai sebuah masalah, sedangkan sebagian orang justru menjadikan masalah sebagai sebuah peluang yang membuatnya termotivasi dan menjadi sebuah kekuatan dalam meraih kesuksesan.

“Menjadikan peluang sebagai sebuah masalah”, bagaimana bisa ? begini ceritanya : ketika seseorang mengalami kegagalan, pastinya ia memikirkan ide-ide tentang bagaimana memulihkan kondisi tersebut, pada saat yang bersamaan ia juga memikirkan masalah-masalah yang akan dihadapi jika ide tersebut dirancang. Dengan melihat kondisi serta pengalaman gagal sebelumnya, spontan ia langsung menyimpulkan bahwa idenya itu lebih buruk dari ide yang membuatnya gagal. Padahal idenya ini baru direncanakan, belum dirancang. Wah, situasi seperti ini memang terkadang membuat orang jadi frustasi karena idenya diambil orang. Situasi inilah yang di istilahkan dengan menjadikan peluang sebagai sebuah masalah.

Trus, menjadikan masalah sebagai sebuah peluang gimana ?. ceritanya begini : ketika seseorang mengalami kegagalan, pastinya ia memikirkan ide-ide tentang bagaimana memulihkan kondisi tersebut, pada saat yang bersamaan ia juga memikirkan masalah-masalah yang akan dihadapi jika ide tersebut dirancang. Belajar dari pengalaman gagal sebelumnya, spontan ia langsung menyimpulkan bahwa idenya itu adalah satu dari jutaan ide-ide jenius yang pernah terlintas dalam fikirannya. Tampa fikir panjang, ide itu langsung diwujudkan. Situasi seperti inilah yang di istilahkan dengan menjadikan masalah sebagai sebuah peluang.

Lalu bagaimana jika ide kita ternyata membuat kita gagal lagi ? dalam kehidupan, seseorang terkadang memang harus merasakan kegagalan terlebih dahulu sebelum berhasil karena saat ia berhasil, maka kegagalan ini akan menjadi sangat indah untuk dikenang. Pada dasarnya, ada 2 hal yang bisa membuat orang gagal, pertama karena faktor internal ; kadang-kadang seseorang terlalu takut dalam mengambil resiko ketika menghadapi masalah. Kekhawatiran serta fikiran gagalnya justru akan membuatnya semakin menjauhi kesuksesan. Kedua karena faktor eksternal, ketika kita memikirkan sebuah ide, ternyata ide itu adalah ide-ide yang sangat berat untuk anda wujudkan sehingga ketika anda menjalaninya, anda merasa bahwa ide ini lebih buruk dari ide yang membuat anda gagal. Padahal, ide tersebut bukan merupakan ide buruk baginya tetapi ide luar biasa yang terlalu sulit untuk dikembangkannya. Kesimpulnyya, faktor utama seseorang gagal dalam hidupnya adalah ketidak sesuaian antara apa yang ada dalam hatinya dengan apa yang ingin dilakukan. Atau dengan kata lain “seseorang baru akan sukses jika ia mampu memutuskan untuk mewujudkan satu ide yang sesuai kata hatinya serta mudah untuk ia kembangkan”.

Jadi jka anda berada pada situasi kegagalan, ingatlah bahwa fikiran positif anda adalah ide-ide jenius yang harus anda wujudkan segera.sampai jumpa !

Dari : Firmanmemanfaatkan masalah sebagai pelung

AKU INGIN JADI ILMUWAN

Posted: Juli 7, 2010 in Uncategorized

“Kamu ingin jadi apa nanti jika kelak engkau dewasa anakku ?”, kata itu seolah-olah  menjadi boomerang yang merefleksikan  satu keseriusan hidupku. “aku ingin jadi ilmuwan, ibu ! ”, kataku. “ . Jadi ilmuwan itu harus banyak belajar, ilmuwan itu bukan orang pemalas, tapi orang jenius yang begitu peduli pada alam, bijaksana dalam setiap kondisi sosial serta mampu melihat masalah dari sudut pandang positif. Jika engkau berniat ingin jadi ilmuwan, tanamkan sikap ini dalam dirimu dan engkau akan benar-benar menjadi apa yang engkau inginkan”. Deretan kalimat motifator itu menyiratkan makna yang begitu dalam hingga menembus lembah jiwaku. Kini aku telah dewasa dan benar-benar berada dalam medan perang melawan kebodohanku. “ aku tak ingin gagal, aku ingin jadi ilmuwan. Jika aku tidak mencoba bangkit sekali lagi saat aku jatuh, aku tidak akan pernah menggapai impianku. Aku bukan orang lemah, aku orang yang kuat, tanggu, dan bisa diandalkan”,

“Tapi aku tidak mungkin sehebat itu, untuk melewati tingkat sekolah dasar saja, aku butuh setidaknya 6 tahun untuk itu. Sekiranya pun aku  memiliki sisa usia 250 tahun lagi, mungkin aku adalah ilmuwan yang paling bodoh di antara ilmuwan  tidak bermutu yang ditempatkan pada kelas terbodoh”, keluhku . “ anakku, ingatlah pesanku ini. Untuk menjadi seseorang yang berkualitas dimasa depan,  engkau tidak perlu berubah menjadi siapapun atau meniru kebiasaan  ilmuwan siapapun, cukup engkau  percaya dalam  hatimu, melihat potensimu dan menyadari bahwa engkau adalah satu dari jutaan orang  yang  juga memiliki keinginan sepertimu. Bahkan banyak diantaranya yang memiliki impian lebih gila darimu. Tapi engkau memiliki satu hal yang mungkin tidak dimiliki oleh orang kebanyakan yaitu semangat dan motivasi yang engkau miliki, sejauh ini menunjukkan bahwa engkau pantas meraih impianmu”.

Bagi teman-temanku, kedengarannya cukup miring untuk menjadi seorang ilmuwan bagi anak bodoh yang berasal dari desa terpencil seperti aku. Jujur saja, aku sendiri menyadari bahwa diriku tidak cukup jenius untuk menjadi seorang ilmuwan, tapi aku yakin bahwa aku memiliki satu hal yang tidak dimiliki oleh orang lain yaitu semangat dan motivasi. Bagaikan pelita kehidupan yang selalu menghangatkan  jiwa dan kalbuku disaat aku mulai putus asa dengan  konflik sosial yang sedang atau akan aku hadapi.

Tidak peduli apa kata orang  tentang  ketidakmampuanku, atau ejekan teman-temanku tentang impianku yang menurutnya terlalu berlebihan dan diluar batas imajinasi mereka. “ hei kawan, janganlah kamu terlalu bermimpi untuk menjadi ilmuwan. Tampan-tampan ilmuwan sama sekali tidak mirip sepertimu. Lebih baik kamu bercita-cita yang wajar-wajar saja, misalnya jadi petani, sopir angkot atau  paling banter  jadi guru. Tidak usah bermimpi terlalu tinggi. Nanti jatuh, kamu pasti sakit hati. Syukur-syukur tidak frustasi dan bunuh diri. jadi ilmuwan, hah… !!! ”. opini mereka bagai halilintar yang menyambar daun telingaku. Aku hanya terdiam dan berteriak dalam hati, “ aku tidak seburuk kalian. Kalian hanya bisa pasrah dengan keadaan yang kalian alami sekarang. Kalian hanya bisa menghabiskan tenaga kalian untuk merendahkan diri dan mengubur dalam-dalam impian kalian sendiri. Aku tidak…!!! Aku memang bodoh, tapi semangatku untuk mengubah dunia takkan pernah surut meski harus memindahkan samudra ke bulan. Jika kalian menertawakan cita-citaku berarti kalian tidak lebih baik dari para pengemis masa depan. kalau kalian terus seperti ini, apa bedanya kalian dengan pecundang-pecundang jalanan yang menghabiskan tenaga dan menukar seluruh hidupnya dengan hanya pasrah menerima kondisi yang mereka alami ?”.

Aku beranjak dari tanah kelahiranku kemudian berkata, “aku  percaya bahwa allah swt mampu menolngku dalam tiap masalah yang aku hadapi ”. Kini aku langkahkan kakiku menuju pijakan  yang lebih tinggi, selangkah tapi pasti untuk memastikan bahwa jika peribahasa “ gantungkan cita-citamu setiggi bintang dilangit “ itu benar, maka aku telah dekat dengan bintang itu. Aku hanya butuh waktu dan posisi yang tepat untuk menggapainya. Pasti…

Dari : Firman